Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perpustakaan Dapat Membentuk Jiwa Pengusaha Karya Rosiana Melinda


Perpustakaan adalah tempat, gedung, ruang yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku dan sebagainya (KBBI V). Selaras dengan teori Sutarno, perpustakaan adalah mencakup suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan atau gedung tersendiri yang berisi buku-buku koleksi, yang diatur dan disusun demikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca (2006. Hlm. 10). Kemudian, perpustakaan adalah kumpulan atau bangunan fisik sebagai tempat buku dikumpulkan dan disusun menurut sistem tertentu atau keperluan pemakai (Lasa, 2007. Hlm. 12). Maka, yang dimaksud dengan perpustakaan adalah tempat dari sebuah lembaga pendidikan untuk menyimpan berbagai koleksi buku pustaka untuk menunjang proses pendidikan.
 
Tujuan dari didirikannya perpustakaan menurut Sutarno ialah untuk menyediakan fasilitas dan sumber informasi dan menjadi pusat pembelajaran (2006. Hlm. 34). Adapun tujuan lain dari perpustakaan antara lain :

1. Membiasakan pencarian akses informasi secara mandiri untuk mendorong rasa percaya diri masyarakat dalam mencapai kemajuan.
2. Menumbungkembangkan minat dalam berliterasi terutama dalam membaca dan menulis. Masyarakat dapat memanfaatkan waktu di perspustakaan terdekat untuk mendapatkan informasi dan pada akhirnya diharapkan dengan pembiasaan seperti ini dapat menumbuhkan minat membaca dan menulis itu sendiri.
3. Mengenalkan teknologi informasi melalui perpustakaan, seperti telah hadirnya aplikasi gadget yakni ipusnas yang berisi beragam buku elektronik yang dapat dipinjam secara daring, media sosial sebagai sarana promosi perpustakaan dan kegiatan di dalamnya, dan sebagainya.
4. Memupuk bakat dan minat, bahan bacaan dari beragam genre yang salah satunya sedang gencar menjadi trend masa kini terkait kewirausahaan/bisnis dapat diakses dengan mudah di perpustakaan. Karena, kesuksesan seseorang bukan hanya dari seberapa besar nilai yang di dapat di lembaga formal? Namun, seberapa besar usahanya dalam mengembangkan minat dan bakat yang dimilikinya. Meminati bakat yang dimilikinya dan membakati minat yang diminatinya.

Banyaknya lomba kepenulisan membuka peluang para penerbit indie (non-mayor) berkecimpung dalam dunia literasi dengan menyelam sembari minum air, maksudnya adalah melalui penyaluran hobi dengan menumbuhkembangkan minat dan bakat dalam berliterasi sembari pula memetik pundi-pundi rupiah dari hasil penerbitan karya para kontributor yang ikut serta dalam lomba menulis yang diselenggarakannya. Dan secara tidak langsung memberikan benefit pada berbagai pihak. Mulai dari peserta yang menjadi memiliki kesempatan untuk menulis dan memiliki karya yang dibukukan; penerbit yang dapat membuka peluang usaha untuk posisi editor dan membentuk komunitas literasi untuk membantu pemerintah dalam mencanangkan pentingnya berliterasi; dan pemerintah terutama perpustakaan yang mendapat tambahan koleksi buku dari setiap buku ber-ISBN yang diterbitkan, sebagai prosedur/syarat penerbitan buku ber-ISBN itu sendiri. Jadi, terdapat benefit yang saling menguntungkan untuk berbagai pihak yang berkontribusi dalam tercipta atau terbitnya suatu karya. Penulis pribadi mengetahui hal tersebut, berdasarkan hasil diskusi dengan Ade Pratama selaku owner dari salah satu media partner komunitas literasi penulis, ABBI (Asyik Belajar Bahasa Indonesia) Bandung, yakni CV. Poetry Publisher.
 
Hal tersebut baru melirik dari satu sisi literasi dan wirausaha yang dapat dibentuk saja. Masih banyak lagi manfaat perpustakaan dalam upaya pembentukan jiwa pengusaha anggotanya, salah satunya menjadi sumber pengetahuan pembaca untuk menulis buku bisnis dari kajian pustaka sebagai wujud intertekstual yang dihasilkannya. Januar Amri selaku Mentor di Salman Entrepreneur Club mengatakan, bahwa ada orang yang ahli dalam mementori bisnis seseorang namun kurang ahli dalam menerapkan ilmunya, kemudian ada orang yang kurang ahli dalam mementoring orang, namun ahli dalam penerapan ilmu(bisnis)-nya, dan ada juga orang yang ahli dalam keduanya. Dari sisi kelemahan orang pertama selaku wirausaha/pebisnis, dapat menjadi celah usahanya dalam menulis buku bisnis yang kemudian dapat digunakan oleh pembaca/orang yang dimentorinya (Mentee).
 
Selanjutnya, berawal melalui menulis dan mendapatkan sumber inspirasi dari berbagai buku yang ada di perpustakaan maupun ipusnas secara daring, dapat diadakan kegiatan bedah buku untuk menggaet tim penjualan buku bisnis yang telah launching maupun jenis bisnis lainnya dengan membangun networking. Hal ini, dapat menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang lagi-lagi bermanfat untuk kemajuan diri.

Sudah banyak orang-orang sukses yang berhasil dalam usaha ini, jiwa pengusaha mereka terbentuk diawali kebiasaan mencari, membaca dan menerapkan tanpa letih, tanpa henti. Contohnya saja, Dewa Eka Prayoga yang sudah berhasil closing sekian banyak buku bisnis yang diterbitkannya, Adi Rustandi yang menjadikan hobi berliterasinya sebagai wadah pendidikan mahasiswa bimbingannya sekaligus berbagi dengan sesama melalui donasi dari closing penjualan novel yang diterbitkannya, Virda Dimas Ekaputra yang berhasil menebar manfaat dari penerbitan Dreambook-nya, dan masih banyak lagi. Semoga, melalui berliterasi, penulis dan kita semua dapat mengembangkan minat dan bakat kita dengan melihat dunia lebih luas lagi melalui membaca dan menciptakan ide-ide mutakhir untuk kemajuan diri, keluarga, bangsa dan negara. Aamiin. Terima kasih.

Posting Komentar untuk "Perpustakaan Dapat Membentuk Jiwa Pengusaha Karya Rosiana Melinda"