Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masalah Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Hari Ini Karya Rosiana Melinda


 

“Teknologi adalah tools, hanya suatu alat. Bukan segalanya. Kualitas pembelajaran dalam kelas, interaksi antara guru dan murid itu esensinya.”- Nadiem Makarim. Sekarang mari kita lihat, sadari, dan bersama-sama rasakan. Apakah interaksi antara guru dengan peserta didik sudah berjalan dengan baik tanpa rasa canggung, rasa takut, rasa malu atau rasa-rasa lainnya? Apakah saat peserta didik ditanya dan menjawab terkait sudah memahami materi atau belum, lalu mereka menjawab, “Kami sudah paham, Bu/Pak.” Yakinkah, bahwa mereka sudah benar-benar paham atau hanya untuk mempercepat selesainya perjumpaan di kelas? Hal-hal tersebut, apakah benar pernah terjadi? Jawabannya, ya. Kemudian, apakah beberapa hal tersebut dapat kita katakan sebagai suatu “masalah”? Ya! Lalu, menjadi tugas seorang gurulah untuk menemukan penyelesaian atas segala masalah yang ada, agar pembelajaran dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Sekarang, apakah yang dimaksud dengan masalah itu? Dorothy Craid mengartikan masalah sebagai suatu situasi yang akan datang, yang tidak diharapkan. Senada dengan definisi menurut KBBI, yakni masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan); soal; persoalan. Jadi, masalah dapat disimpulkan sebagai suatu kondisi yang tidak diharapkan dan dibutuhkan suatu cara untuk menyelesaikan/memecahkannya.

Proses/kegiatan untuk mengetahui apakah suatu program yang telah ditetapkan sebelumnya berhasil dengan baik atau tidak disebut dengan penilaian. Penilaian adalah kegiatan yang krusial untuk dilakukan oleh seorang guru. Ada tiga aspek yang mesti dinilai oleh guru, yaitu; a) sikap; b) pengetahuan; dan c) keterampilan. Ketiga aspek tersebut memiliki teknik dan bentuk instrumen penilaiannya masing-masing, dan tentunya disertai dengan kelebihan dan kelemahannya tersendiri.

Pertama, penilaian sikap. Penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik. Teknik penilaian sikap ini di antaranya; a) observasi; b) penilaian diri; c) penilaian antar peserta didik; dan d) jurnal. Sedangkan, untuk bentuk instrumen penilaiannya berupa pedoman observasi, daftar cek, skala penilaian, lembar penilaian diri, lembar penilaian teman sejawat, dan lembar jurnal. Dari segi teknik penilaian saja, masalah sudah dapat diidentifikasi dari masing-masing kelemahan/kekurangan pada penggunaan teknik tersebut, salah satu contohnya, penggunaan teknik observasi yang akan kurang objektif dan optimal pada kelas yang peserta didiknya banyak. Kemudian, masih ditemukannya, guru yang mengajar dengan teknik ceramah penuh selama jam pembelajaran, membuat guru bahkan tidak sempat membuat jurnal. Pengalaman penulis saat bersekolah tingkat menengah atas sendiri pun, belum pernah sekali saja mengisi lembar penilaian diri maupun penilaian antar peserta didik. Lalu, masih saja ditemukan peserta didik yang tidak mengerjakan tugas kelompok dan membebankan tanggung jawabnya pada teman sejawat, tanpa merasa bersalah sedikitpun yang menjadi sumber perpecahan pertemanan mereka di kelas. Apalagi, penilaian sikap saat ini dilaksanakan oleh guru agama saja di masing-masing sekolah, padahal terkadang sikap yang dimunculkan peserta didik berbeda pada setiap guru, sesuai dengan nyaman/tidaknya mereka pada guru tersebut. Masalah terbesar hari ini, di saat pandemi yang menuntut pembelajaran dalam jaringan/sistem PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) akan cukup menyulitkan guru dalam observasi sikap peserta didik, karena tidak dapat langsung melihat dan berinteraksi dengan peserta didik, sehingga objektivitas penilaian sikap tidak mungkin tepat 100%, meski sudah melakukan observasi melalui video call, free call, atau cara lainnya secara daring, tetap akan kurang maksimal. Solusi yang bisa dilakukan oleh guru bahasa Indonesia selain berusaha mengobservasi dan mencoba berbagai teknik yang ada melalui pemanfaatan aplikasi daring saat ini, bisa juga dengan sharing dengan guru Agama dan guru mata pelajaran lainnya.

Kedua, penilaian pengetahuan. Penilaian pengetahuan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik. Berbeda dengan penilaian sikap, teknik penilaian pengetahuan terdiri dari; a) tes tulis; b) tes lisan; dan c) penugasan. Sedangkan, untuk bentuk instrumen dari penilaian pengetahuan antara lain; PG, isian, jawaban singkat, menjodohkan, benar-salah, uraian; daftar pertanyaan; dan lembar penugasan. Sama halnya dengan penilaian sebelumnya, masalah dapat diidentifikasi dari kelemahan penggunaan teknik-teknik penilaian itu sendiri. Contohnya, dalam pengerjaan soal PG bisa saja peserta didik hanya menebak/menghitung kancing dalam menentukan jawabannya, masih ditemukannya jawaban di luar konteks pertanyaan, saat ujian lisan acapkali peserta didik tiba-tiba blank dikarenakan grogi, apalagi saat pandemi covid-19 ini, ujian lisan mau tidak mau dilakukan melalui video call, informasi yang simpang siur dan belum siapnya aplikasi pembelajaran untuk digunakan oleh peserta didik, membuat seringkali tampilan soal blank dikarenakan server down, kendala jaringan yang tidak stabil dan tidak semua peserta didik memiliki sarana dan prasarana yang menunjang, banyaknya tugas membuat banyak peserta didik kesulitan memahami materi yang begitu membludak dan kesulitan dalam memanajemeni waktu, anggapan belajar itu beban, masih sulit untuk dihilangkan dari benak peserta didik terutama saat tidak menyukai pelajaran tertentu. Apalagi bahasa Indonesia kini berbasis teks, yang notabene kebanyakan peserta didik kita paling anti membaca teks panjang, dan sudah buang mukalebih dulu sebelum berusaha membaca dan memahami teks yang tersedia pada soal. Masalah pembudayaan literasi baca-tulis ini penting dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, dengan terus menjalankan kegiatan 15 menit membaca. Kemudian, bisa juga melakukan pembiasaan menulis 1 hari 1 quotes sesuai dengan tema yang mereka minati, agar peserta didik terbiasa dulu dalam membaca dan menulis. Lalu, ihwal kendala jaringan dan lain sebagainya dapat diatasi dengan terus menjalin komunikasi dengan peserta didik dan operator aplikasi pembelajaran di sekolah agar dapat dengan sigap mengatasi kendala yang ada.

Ketiga, penilaian keterampilan. Penilaian keterampilan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu. Penilaian keterampilan pun memiliki teknik dan bentuk instrumen penilaiannya sendiri. Teknik penilaian keterampilan,  di antaranya; a) kinerja/unjuk kerja/praktik/produk; b) proyek; dan c) portofolio. Bentuk instrumennya dengan daftar cek dan/atau skala penilaian. Masalah yang ditimbulkan saat unjuk kerja bisa berasal dari intern peserta didik itu sendiri yang merasa kurang percaya diri padahal sebenarnya ia mampu, sehingga kemampuannya tertahan dan tidak muncul, penilaian proyek terkadang terkendala dalam pembagian tugas yang tidak berjalan dengan baik, masih ditemukan peserta didik yang beralasan sehingga tidak sempat mengerjakan bagian tugasnya. Kelas dengan jumlah peserta didik yang banyak akan membuat guru membutuhkan waktu untuk memberikan penskoran dan pada peserta didik yang belum lancar berbahasa tulis Indonesia, penggunaan teknik penilaian portofolio akan menjadi beban bagi peserta didik. Solusi yang dapat dilakukan, dengan cara guru dapat terus memotivasi dan meyakinkan peserta didik untuk menampilkan yang terbaik dari dirinya saat unjuk kerja, melakukan bimbingan dan menawarkan konsultasi untuk peserta didik yang kesulitan saat pengerjaan proyek dan meresponsnya meski terkadang pertanyaan berbelit atau di luar konteks dengan penuh kesabaran, ulet dalam melakukan penskoran portofolio peserta didik meski dalam kelas yang jumlah peserta didiknya banyak.

Dari segala permasalahan yang ada, akan selalu ada solusi yang harus terus disempurnakan. Hingga dikenalah rencana A, rencana B, dan seterusnya. Urgensi pembelajaran dengan kebermaknaan sangat penting, agar peserta didik tidak hanya mendapat pengetahuan belaka, tetapi ilmu yang dapat berguna untuk pendewasaan mereka ke depannya. Terima kasih.

Posting Komentar untuk "Masalah Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Hari Ini Karya Rosiana Melinda"