Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Puisi-puisi Karya Ra

Hidup dan Kemerdekaan

Seperti Bung, berkata!
Garis hidup imperialisme luas terbentang
Mulai Selat Jilbraltar hingga Lautan Jepang
Terkungkung dengan sistem asing, pada mentari yang berkali-kali menyingsing

Aku si anak bau kencur!
Yang mencoba cerna perkataan, Bung!
Imperialisme bukan ihwal perang fisik saja!
Tapi meliputi segala aspek hidup, yang kini ‘dah membaju modern pula.

Kini tak ada guna mengutuki pahit-getirnya masa silam
Tegaslah atas ini, memandang masa depan
Tetap damai dan berdampingan
Sebagai wujud syukur atas rahmat Tuhan, berupa Hidup dan Kemerdekaan.

Meniti Karir

Berawal dari tak peduli
Lalu, pena ini terpaksa ‘tuk menari
Menggelitiki lembar kertas putih suci
Membuat sang ide berteriak sesuka hati

Namun, waktu terus bergulir
Membuatku yang acuh menjadi berpikir dan mencoba kembali bersyair
Tak pun sia-sia, kata demi kata diukir
Karena nyatanya, ini jadi awalku meniti karir. Aamiin …

Lagi-lagi Cinta

Bagai kukila yang buta dan tak berpeta
‘Ku dengar semarak warga Mayapada lainnya sorak-sorai bergembira
Menyambut hadirmu, Sang Bahadur yang gagah perkasa
Wahai makhluk Tuhan yang sempurna,
bolehkah aku sampaikan satu kata?

Cinta

Tutur kata dan gaya mempesona
Buatku terpana, panah asmara
Baluti diri dengan suka-dukanya cerita
Cerita yang kau buat hingga hidupku berwarna

Aku suka, aku terperdaya
Oleh satu kata yang mengikat jiwa

Ya, lagi-lagi cinta
Teruntuk Tateng nun Jauh di sana...

Dariku selalu untukmu

Ibu … di penghujung waktuku, aku takut
Aku takut tuk tak dapat melihatmu lagi
Aku takut 'tuk tak dapat mendengarmu lagi
Aku takut 'tuk tak dapat rasakan kasih sayangmu lagi

Namun kusadari tak banyak waktu tersisa kini
Dan hari dengan cepatnya berlari
Sementara badan ini semakin dirasa lemah
Dan ku tahu kau rasa gusar juga gundah

Tapi Ibu ... Janganlah kau merasa gundah
Tuhan bukan marah dan jangan merasa bersalah
Ini jalan hidup yang harus kutempuh bukan dengan kesal, lelah maupun amarah
Ku coba terima, syukuri juga berusaha tanpa menyerah
Dan Ibu
Satu yang kupinta darimu
Izinkanku tuk belajar berbakti padamu
Dengan caraku yang tak seorangpun tahu
Terselip doa, dariku selalu untukmu

Kerap dikenal dengan Rosi dan bernama lengkap Rosiana Melinda, memiliki nama pena yang sederhana terdiri dari dua huruf yakni, “Ra” . Ra lahir di Bandung, Sembilan belas tahun yang lalu.

Posting Komentar untuk "Puisi-puisi Karya Ra"